Jurnal Pembalik: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Pencatatannya
Dalam proses penyusunan laporan keuangan, akurasi dan efisiensi pencatatan menjadi kunci utama. Salah satu elemen yang sering kali kurang diperhatikan namun memiliki peran strategis dalam mendukung hal tersebut adalah jurnal pembalik. Meski sifatnya opsional, jurnal ini memiliki fungsi penting dalam menyederhanakan pencatatan transaksi di awal periode akuntansi berikutnya, sekaligus mencegah terjadinya pencatatan ganda atas pendapatan atau beban yang telah disesuaikan sebelumnya.
Jurnal pembalik merupakan bagian dari praktik akuntansi yang digunakan untuk membalik pengaruh jurnal penyesuaian tertentu. Dengan menerapkannya secara tepat, perusahaan dapat menjaga konsistensi dan keakuratan data keuangan antar periode, mempermudah proses audit, serta meningkatkan efisiensi kerja tim akuntansi—terutama dalam perusahaan yang memiliki volume transaksi tinggi atau kompleksitas operasional yang besar.
Melalui artikel ini, PPM School akan mengulas secara komprehensif tentang pengertian jurnal pembalik, tujuannya, waktu penggunaannya, akun-akun yang membutuhkan jurnal pembalik, hingga contoh kasus dan pencatatannya dalam praktik. Artikel ini dirancang untuk membantu mahasiswa, praktisi, maupun pelaku bisnis memahami konsep jurnal pembalik secara utuh dan aplikatif dalam konteks akuntansi modern.
Daftar Isi
Pengertian Jurnal Pembalik
Setelah menyelesaikan jurnal penyesuaian di akhir periode, akuntan sering dihadapkan pada satu tantangan penting di awal periode berikutnya: bagaimana mencatat transaksi baru tanpa mengacaukan hasil penyesuaian yang sudah dibuat? Inilah titik di mana jurnal pembalik berperan.
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi baru untuk membalik efek dari jurnal penyesuaian tertentu yang telah dibuat di akhir periode sebelumnya. Tujuannya bukan untuk membatalkan, melainkan untuk menyederhanakan pencatatan transaksi berikutnya—agar transaksi yang sama tidak tercatat dua kali dan proses pembukuan tetap efisien.
Meskipun bersifat opsional, jurnal pembalik sering kali sangat membantu, terutama dalam situasi yang melibatkan accrued expenses (beban yang masih harus dibayar) atau accrued revenues (pendapatan yang masih harus diterima). Dengan adanya jurnal pembalik, akuntan tidak perlu repot mencocokkan penyesuaian sebelumnya setiap kali melakukan pencatatan transaksi rutin di awal periode.
Misalnya begini: di akhir tahun, perusahaan mencatat beban gaji yang belum dibayar. Tanpa jurnal pembalik, pencatatan gaji di awal bulan bisa menimbulkan kebingungan—apakah ini gaji yang belum dibayar atau gaji periode berjalan? Dengan jurnal pembalik, kebingungan ini bisa dihindari karena pencatatan sebelumnya telah “dibalik”, sehingga hanya gaji aktual yang dicatat.
Secara teknis, jurnal pembalik dilakukan dengan cara membalik posisi debit dan kredit dari jurnal penyesuaian yang relevan. Jika pada akhir periode suatu akun dicatat sebagai debit, maka di awal periode berikutnya ia akan dicatat sebagai kredit—dan sebaliknya. Proses ini membuat akun-akun seperti utang, piutang, atau pendapatan yang belum terealisasi kembali ke posisi netral, siap untuk menerima transaksi baru.
Di dunia akuntansi modern, terutama dengan penggunaan software berbasis cloud, jurnal pembalik bahkan bisa diotomatisasi. Namun, pemahaman konsep dasarnya tetap penting—bukan hanya untuk lulus ujian atau menyusun laporan keuangan, tapi juga untuk menghindari kesalahan pencatatan yang bisa berdampak serius pada pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan dan Fungsi Jurnal Pembalik
Kalau jurnal pembalik itu bersifat opsional, lalu kenapa banyak perusahaan tetap memilih untuk membuatnya? Jawabannya sederhana: karena jurnal pembalik membuat hidup lebih mudah—khususnya bagi tim keuangan dan akuntansi.
Tujuan Utama: Menyederhanakan Awal Periode
Di dunia nyata, banyak transaksi yang tidak selesai dalam satu periode. Ada gaji yang belum dibayar, pendapatan yang belum diterima, atau biaya sewa yang dibayar di muka. Di akhir periode, semua ini dicatat dalam bentuk jurnal penyesuaian agar laporan keuangan tetap akurat. Tapi, ketika memasuki periode baru, kita perlu memastikan agar pencatatan transaksi baru tidak bertabrakan atau ganda dengan yang sudah disesuaikan. Nah, di sinilah jurnal pembalik membantu menyederhanakan awal periode dengan “menetralkan” akun-akun tersebut.
Ibaratnya, jurnal pembalik itu seperti tombol reset yang membuat buku besar kita siap menerima data baru tanpa kebingungan.
Fungsi-Fungsi Penting yang Perlu Kamu Tahu
-
Mencegah Pencatatan Ganda
Ini yang paling krusial. Dengan jurnal pembalik, akun seperti utang gaji atau piutang bunga yang dicatat di akhir periode bisa dikembalikan ke kondisi semula. Jadi, saat transaksi aktual terjadi, pencatatannya tidak tumpang tindih. -
Mempermudah Proses Pencatatan di Periode Baru
Bayangkan kamu masuk kerja di awal bulan, lalu harus mengecek lagi seluruh penyesuaian bulan lalu sebelum mencatat gaji atau pendapatan baru. Ribet, kan? Jurnal pembalik menghilangkan kerepotan ini dan membuat pencatatan jadi lebih ringkas. -
Menghindari Kesalahan Manusia (Human Error)
Di tengah banyaknya transaksi dan tekanan tutup buku, kesalahan seperti double entry atau pencatatan yang terlambat bisa terjadi. Jurnal pembalik membantu mengurangi risiko ini karena akun-akun penyesuaian tidak dibiarkan “mengendap” terlalu lama. -
Meningkatkan Efisiensi Tim Akuntansi
Apalagi kalau perusahaan kamu sudah menggunakan sistem ERP atau software akuntansi. Jurnal pembalik bisa diotomatisasi, membuat siklus kerja lebih cepat, dan tim akuntansi bisa fokus pada analisis, bukan sekadar entri data. -
Menjaga Konsistensi dan Jejak Audit yang Rapi
Dalam audit internal maupun eksternal, kejelasan data sangat penting. Jurnal pembalik menjaga agar semua penyesuaian yang dilakukan sebelumnya tetap tercatat secara transparan, tanpa perlu dihapus atau dimodifikasi secara langsung.
Jadi, meskipun tidak diwajibkan, jurnal pembalik adalah pilihan cerdas untuk mempermudah pengelolaan keuangan antarperiode. Ia bukan sekadar formalitas, melainkan alat bantu yang membuat proses akuntansi lebih efisien, akurat, dan aman dari jebakan kesalahan berulang.
Masih penasaran akun apa saja yang perlu dibuat jurnal pembaliknya? Yuk lanjut ke bagian berikutnya!
Kapan Jurnal Pembalik Dibuat?
Nah, sekarang pertanyaannya: kapan sih waktu yang tepat untuk membuat jurnal pembalik? Apakah harus langsung setelah jurnal penyesuaian selesai? Atau tunggu sampai laporan keuangan ditutup?
Jawabannya cukup jelas: jurnal pembalik dibuat tepat di awal periode akuntansi berikutnya, biasanya tanggal 1 bulan baru, setelah seluruh proses penyesuaian dan laporan keuangan periode sebelumnya selesai disusun.
Kenapa awal periode? Karena jurnal pembalik berfungsi sebagai “penghapus sementara” atas beberapa jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat di akhir periode. Dengan begitu, transaksi yang benar-benar terjadi di awal periode bisa dicatat tanpa perlu bingung atau takut tumpang tindih.
Contoh Kasus yang Relevan
Misalnya begini:
Perusahaan mencatat beban gaji yang belum dibayar sebesar Rp5.000.000 di tanggal 31 Desember karena pembayaran gaji dilakukan tiap tanggal 5. Maka, pada tanggal 1 Januari, perusahaan membuat jurnal pembalik untuk membalik beban tersebut.
Tujuannya? Supaya saat gaji benar-benar dibayarkan pada 5 Januari, akuntan cukup mencatat transaksi aktualnya tanpa perlu repot membandingkan dengan penyesuaian akhir tahun.
Kalau jurnal pembalik tidak dibuat? Gaji bisa tercatat dua kali — sekali sebagai penyesuaian di Desember, sekali lagi saat pembayaran di Januari. Ini bisa bikin saldo laporan keuangan jadi tidak akurat.
Kapan Tidak Perlu Membuatnya?
Namun, tidak semua jurnal penyesuaian harus dibalik. Jurnal pembalik hanya dibuat untuk akun-akun tertentu—biasanya yang berhubungan dengan pendapatan dan beban yang bersifat akrual atau ditangguhkan. Kalau akun tersebut tidak akan mengganggu pencatatan transaksi periode berikutnya, ya tidak perlu dibuat jurnal pembaliknya.
Sebagai catatan tambahan, kalau kamu menggunakan software akuntansi modern, beberapa sistem sudah menyediakan fitur otomatisasi jurnal pembalik yang bisa dijadwalkan. Tinggal klik, sistem akan membuatkan jurnal pembalik sesuai ayat jurnal penyesuaian yang kamu tandai sebelumnya. Praktis banget, kan?
Jadi, mulai sekarang, jika kamu atau tim keuanganmu ingin memulai periode baru dengan catatan yang bersih dan minim risiko kesalahan, jangan lupakan jurnal pembalik di awal bulan!
Akun yang Membutuhkan Jurnal Pembalik
Sampai di sini kamu mungkin sudah paham pentingnya jurnal pembalik, tapi satu pertanyaan besar masih mengganjal: apakah semua akun penyesuaian harus dibalik? Jawabannya: tidak semua. Hanya akun-akun tertentu saja yang “layak” dibuatkan jurnal pembalik—khususnya yang berpotensi menimbulkan pencatatan ganda atau menyulitkan pencatatan di awal periode baru.
Nah, supaya lebih mudah dipahami, yuk kita bahas satu per satu akun yang paling sering membutuhkan jurnal pembalik:
1. Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Ini adalah beban yang sudah terjadi di akhir periode, tapi belum sempat dibayar. Contoh umumnya? Gaji karyawan yang jatuh tempo di awal bulan berikutnya.
📌 Kenapa perlu dibalik?
Supaya saat beban tersebut benar-benar dibayar, pencatatannya tidak dobel. Kalau jurnal pembalik tidak dibuat, bisa saja perusahaan mencatat beban dua kali—satu di penyesuaian, satu lagi saat pembayaran aktual. Fatal.
2. Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Accrued Revenues)
Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, tapi belum diterima uangnya. Misalnya: bunga deposito yang akan masuk bulan depan, tapi haknya sudah dihitung tahun ini.
📌 Kenapa perlu dibalik?
Supaya ketika pendapatan benar-benar diterima, perusahaan tidak mencatat pendapatan dua kali. Ini menjaga agar laporan tetap realistis dan tidak “terlalu manis.”
3. Beban Dibayar di Muka yang Dicatat sebagai Beban
Kadang, perusahaan langsung mencatat pembayaran sewa atau asuransi sebagai beban, padahal manfaatnya baru dirasakan di bulan-bulan berikutnya.
📌 Kenapa perlu dibalik?
Supaya beban yang sudah dicatat sebelumnya bisa diubah kembali menjadi aset sementara (sewa dibayar di muka), dan pencatatan beban bulanan bisa dilakukan secara bertahap.
4. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat sebagai Pendapatan
Misalnya, perusahaan menerima uang Rp6.000.000 dari pelanggan untuk jasa 6 bulan ke depan, dan semuanya langsung dicatat sebagai pendapatan.
📌 Kenapa perlu dibalik?
Karena sebenarnya, pendapatan itu belum seluruhnya menjadi hak perusahaan. Sebaiknya sebagian dicatat sebagai pendapatan diterima di muka, lalu dibalik di awal periode agar pencatatan realisasi pendapatan jadi lebih akurat.
5. Pemakaian Perlengkapan (Jika Dicatat Sebagai Beban)
Kalau perusahaan mencatat pembelian perlengkapan langsung sebagai beban, padahal hanya sebagian yang terpakai di akhir periode, maka sisanya perlu dikoreksi.
📌 Kenapa perlu dibalik?
Agar pemakaian perlengkapan di awal periode bisa dicatat dengan benar, tanpa terseret beban “lebih” dari periode sebelumnya.
Contoh Transaksi Jurnal Pembalik
Setelah memahami apa itu jurnal pembalik dan akun-akun apa saja yang terlibat, sekarang saatnya melihat langsung contoh nyata dari jurnal pembalik. Bagian ini penting banget supaya kamu bisa mempraktikkan langsung tanpa bingung lagi.
1. Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Misalnya: Perusahaan belum membayar gaji Desember sebesar Rp4.000.000.
31 Desember (Jurnal Penyesuaian):
-
Debit: Beban Gaji Rp4.000.000
-
Kredit: Utang Gaji Rp4.000.000
1 Januari (Jurnal Pembalik):
-
Debit: Utang Gaji Rp4.000.000
-
Kredit: Beban Gaji Rp4.000.000
Saat Pembayaran (5 Januari):
-
Debit: Beban Gaji Rp4.000.000
-
Kredit: Kas Rp4.000.000
2. Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Accrued Revenues)
Misalnya: Perusahaan berhak atas bunga sebesar Rp600.000 yang belum diterima sampai akhir Desember.
31 Desember (Jurnal Penyesuaian):
-
Debit: Piutang Bunga Rp600.000
-
Kredit: Pendapatan Bunga Rp600.000
1 Januari (Jurnal Pembalik):
-
Debit: Pendapatan Bunga Rp600.000
-
Kredit: Piutang Bunga Rp600.000
Saat Dana Masuk:
-
Debit: Kas Rp600.000
-
Kredit: Pendapatan Bunga Rp600.000
3. Beban Dibayar di Muka yang Dicatat Sebagai Beban
Misalnya: Pada 1 Desember, perusahaan membayar sewa 1 tahun sebesar Rp12.000.000.
1 Desember (Jurnal Awal):
-
Debit: Beban Sewa Rp12.000.000
-
Kredit: Kas Rp12.000.000
31 Desember (Jurnal Penyesuaian):
-
Debit: Sewa Dibayar di Muka Rp11.000.000
-
Kredit: Beban Sewa Rp11.000.000
1 Januari (Jurnal Pembalik):
-
Debit: Beban Sewa Rp11.000.000
-
Kredit: Sewa Dibayar di Muka Rp11.000.000
4. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat Sebagai Pendapatan
Misalnya: Perusahaan menerima uang jasa Rp6.000.000 untuk 3 bulan ke depan per 1 Desember.
1 Desember (Jurnal Awal):
-
Debit: Kas Rp6.000.000
-
Kredit: Pendapatan Jasa Rp6.000.000
31 Desember (Jurnal Penyesuaian):
-
Debit: Pendapatan Jasa Rp4.000.000
-
Kredit: Pendapatan Diterima di Muka Rp4.000.000
1 Januari (Jurnal Pembalik):
-
Debit: Pendapatan Diterima di Muka Rp4.000.000
-
Kredit: Pendapatan Jasa Rp4.000.000
5. Pemakaian Perlengkapan (Jika Dicatat Sebagai Beban)
Misalnya: Perusahaan membeli perlengkapan Rp3.000.000 dan langsung mencatat sebagai beban.
31 Desember (Jurnal Penyesuaian):
-
Debit: Perlengkapan Rp2.000.000
-
Kredit: Beban Perlengkapan Rp2.000.000
1 Januari (Jurnal Pembalik):
-
Debit: Beban Perlengkapan Rp2.000.000
-
Kredit: Perlengkapan Rp2.000.000
Ringkasan Tabel
Berikut ringkasan sederhana akun dan pencatatannya:
Jenis Transaksi | Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik (Awal Periode) |
---|---|---|
Beban yang belum dibayar | Beban (Dr), Utang (Cr) | Utang (Dr), Beban (Cr) |
Pendapatan yang belum diterima | Piutang (Dr), Pendapatan (Cr) | Pendapatan (Dr), Piutang (Cr) |
Beban dibayar di muka (dicatat beban) | Aset dibayar di muka (Dr), Beban (Cr) | Beban (Dr), Aset dibayar di muka (Cr) |
Pendapatan diterima di muka | Pendapatan (Dr), Pendapatan diterima di muka (Cr) | Pendapatan diterima di muka (Dr), Pendapatan (Cr) |
Pemakaian perlengkapan | Perlengkapan (Dr), Beban Perlengkapan (Cr) | Beban Perlengkapan (Dr), Perlengkapan (Cr) |
Siap untuk latihan? Kamu bisa coba membuat sendiri dari transaksi di laporan keuangan bulanan atau studi kasus sederhana. Jangan ragu untuk eksplorasi—karena semakin sering kamu berlatih, makin terbiasa juga kamu menyusun jurnal yang rapi dan minim error!
Meskipun jurnal pembalik bersifat opsional, peranannya dalam menjaga akurasi, efisiensi, dan konsistensi pencatatan keuangan tidak bisa diremehkan—terutama bagi perusahaan yang memiliki banyak transaksi antarperiode. Dengan memahami jenis transaksi apa saja yang membutuhkan jurnal pembalik dan bagaimana cara mencatatnya, kamu bisa menghindari risiko pencatatan ganda dan mempermudah proses akuntansi di periode berikutnya. Jadi, kalau kamu ingin siklus akuntansimu lebih tertib dan minim kesalahan, jurnal pembalik adalah alat bantu yang sangat layak untuk dipertimbangkan.